Sepuluh Langkah Doa
Khotbah oleh Pendeta Eric Chan?
Apakah Anda berdoa?
Hari ini, saya akan membagikan tentang subyek penting doa. Doa adalah
landasan utama kehidupan seorang Kristen. Pikirkan sejenak tentang
kehidupan doa Anda. Seperti apakah kehidupan doa Anda? Apakah Anda
menikmatinya? Berapa menit dalam sehari Anda luangkan untuk berdoa? Saya
tidak akan bertanya berapa jam kita berdoa karena kalau kita meluangkan
beberapa menit saja itu sudah cukup baik.
Apakah sebenarnya doa itu? Bukankah aneh kita perlu menanyakan
pertanyaan seperti ini padahal banyak orang Kristen merasa yakin bahwa
mereka tahu tentang doa. Apakah doa itu semacam kegiatan keagamaan?
Bukankah seringkali doa itu hanyalah suatu aktivitas dimana kita
berbicara kepada diri sendiri? Sama seperti dalam perumpamaan orang
Farisi dan si pemungut cukai. Sang Farisi telah menjadi seorang yang
pakar dalam hal berbicara kepada diri sendiri, dan ia mengira itulah
yang dimaksudkan dengan doa. Apa pemahaman Anda mengenai doa?
Doa adalah menjalin suatu persahabatan dengan Allah
Saya akan mendefinisikan doa dengan cara yang berbeda, sebagaimana yang
diajarkan Kitab Suci. Menurut Alkitab doa adalah suatu jalinan
persahabatan dengan Allah. Seseorang menjalin persahabatan dengan
seorang yang lain melalui percakapan dengan orang itu. Apakah ada cara
lain untuk membangun suatu persahabatan? Dapatkah Anda memikirkan cara
lain untuk membangun persahabatan dengan Allah terlepas dari doa?
Apakah ada cara lain? Saya tidak tahu cara yang lain. Jika kita tidak
berdoa, kita tidak akan pernah mengenal Allah sebagai Sahabat. Karena
itu makna penting dari doa adalah bahwa melalui proses doa, kita
berangsur-angsur sedang membangun persahabatan kita dengan Allah.
Apakah Anda memiliki persahabatan dengan Allah? Tidak jika Anda tidak
berdoa. Jadi janganlah menganggap doa sebagai suatu kegiatan keagamaan.
Dapatkanlah konsep doa yang alkitabiah. Doa adalah suatu komunikasi
dengan Allah dengan tujuan untuk membangun persahabatan dengan-Nya.
Tidak akan ada persahabatan yang terjalin jika Anda tidak menghabiskan
waktu dengan orang itu. Dan tahap persahabatan Anda dengan orang itu
sebagian besar akan ditentukan oleh banyaknya waktu yang rela Anda
berikan kepada orang itu.
Pertanyaannya adalah, apakah Anda ingin memiliki Allah sebagai Sahabat?
Jika Anda menginginkan persahabatan itu, maka Anda akan senang berdoa.
Anda akan rindu untuk berdoa karena Anda ingin menjadi seorang sahabat
Allah.
Akankah Allah menjadi Sahabat atau Hakim Anda?
Di saat Anda bertemu dengan Tuhan, apakah Anda akan bertemu dengan-Nya
sebagai Sahabat atau Hakim? Jika Anda belum pernah berbicara dengan-Nya,
maka Anda tidak akan mengenal-Nya sebagai Sahabat. Bukankah Ia kemudian
akan berkata kepada Anda, "Aku tidak mengenalmu. Kamu belum pernah
berbincang-bincang dengan-Ku. Siapakah kamu? Aku tidak mengenalmu.
Enyahlah dari-Ku." Apakah ini hanya suatu khayalan? Saya rasa tidak.
Anda mungkin akan menemukan bahwa di Hari itu Tuhan akan berkata, "Kamu
belum pernah berbicara kepadaKu." Terutama jika seluruh doa Anda
hanyalah merupakan suatu kegiatan keagaman atau untuk mendapatkan dampak
psikologis - semacam omongan kepada diri sendiri untuk mendapatkan suatu
'mood' tertentu. Jika demikian doa kita bukan doa yang membuahkan kontak
dengan Allah, karena tidak ada suatu hubungan dengan-Nya.
Di Hari itu Anda akan berkata kepada-Nya, "Tuhan, Tuhan, aku percaya
kepada seluruh doktrin-doktrin yang benar. Aku seorang yang sangat
ortodoks. Aku seorang Kristen sejati. Setiap orang di gerejaku mengenal
aku." Tuhan akan berkata, "Mereka mungkin mengenal kamu tetapi Aku tidak
mengenal kamu!"
Sekarang, dapatkah Anda melihat betapa pentingnya bagi kita untuk
berkomunikasi dengan-Nya. Melalui komunikasi ini kita sedang membangun
persahabatan dengan-Nya. Inilah doa. Mungkin Anda dapat menempel sebuah
stiker di dinding yang berbunyi, "Persahabatan dengan Allah - itulah
sasaranku". Nah, jika Anda seorang pelayan Tuhan, hal ini bahkan menjadi
lebih penting lagi.
Sebagai hamba-Nya kita harus memuridkan orang lain. Anda tidak dapat
melimpahkan sesuatu yang tidak Anda miliki kepada murid Anda. Jika Anda
tidak memiliki persahabatan dengan Allah, lalu apa yang dapat Anda
limpahkan kepada orang lain selain pengetahuan intelektual? Dan
pengetahuan intelektual tidak akan menyelamatkan Anda.
Pahamilah bahwa sangatlah penting untuk mempraktekkan doa sebagai suatu
sarana untuk membangun persahabatan dengan Allah. Tidak ada cara lain
untuk membangun persahabatan dengan Allah selain melalui persekutuan
dengan-Nya.
Menerima kuasa dan kemuliaan melalui doa
Kita seringkali gagal mengajarkan kepada orang yang baru datang kepada
Yesus bagaimana untuk berdoa. Akibatnya mereka tidak bertumbuh. Bahkan
lebih buruk daripada itu, kita mendapati bahwa mereka bahkan tidak mampu
bertahan dalam iman dan akhirnya jatuh atau menjadi murtad. Saya yakin
Anda tahu banyak kasus seperti ini.
Tanpa doa tidak ada kuasa. Anda akan mengetahui seberapa sehat kehidupan
doa Anda hanya dengan melihat seberapa banyak kuasa yang ada dalam
kehidupan Anda. Khususnya kuasa untuk mengatasi dosa. Saya tidak perlu
menanyakan kepada seorangpun tentang kehidupan doa mereka karena hanya
dengan melihat kehidupan mereka saja saya sudah tahu. Saya tahu apakah
ia berdoa atau tidak. Sewaktu Musa naik ke atas gunung dan berkomune
dengan Allah, apa yang terjadi? Salah satu hal yang terjadi saat ia
turun dari gunung adalah wajahnya bersinar. Bila Anda berbincang-bincang
dengan seseorang yang hidup dalam doa, Anda akan melihat adanya semacam
kemuliaan di dalam orang itu yang berasal dari Allah.
Sepuluh langkah dalam doa
1. Tetapkan waktu untuk bertemu dengan Allah setiap hari
Saya akan mulai dengan Amos 3:3 dan memusatkan hanya kepada kata-kata di
situ. Amos 3:3, "Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum
berjanji?" Bagaimana dua orang dapat berjalan bersama kecuali jika
berjanji. Kata dalam bahasa Ibrani ini yang diterjemahkan sebagai
'janji' mempunyai dua makna yang berbeda namun berkaitan, dan saya akan
menggunakan kedua makna tersebut.
Salah satu dari makna kata ini adalah perjanjian (appointment),
makna yang lainnya adalah persetujuan (agreement). Keduanya
saling berkaitan. Bila Anda menyetujui suatu perjanjian, berarti Anda
sudah membuat suatu persetujuan. Jadi hal pertama tentang doa adalah
Anda membuat suatu perjanjian dengan Allah, dimana Anda menetapkan waktu
dalam satu hari itu untuk bertemu dengan-Nya. Nah, penetapan waktu itu
mutlak diperlukan bila Anda seorang Kristen baru karena Anda belum lagi
belajar untuk berkomune secara konstan dengan Tuhan.
Jadi buat permulaan tidak perlu menetapkan sasaran yang terlalu tinggi
umpamanya doa yang tiada hentinya. Jika Anda mempunyai masalah untuk
berdoa selama lima menit saja maka kita tidak perlu membicarakan doa
yang tiada hentinya. Jadi kita akan menempatkan objektif yang lebih
rendah mengingat kemiskinan kehidupan rohani orang Kristen. Saya ingin
membahas hal ini di tingkat yang sangat praktis.
Saya sarankan mulai dengan sepuluh menit saja, berdoa selama sepuluh
menit. Nah, apa yang Anda lakukan dalam waktu sepuluh menit itu amatlah
penting. Sudah pasti jika Anda menggunakan sepuluh menit itu untuk
tidur, kondisi Anda tidak akan berubah. Hal yang penting adalah berdoa
dengan fokus total. Harap diperhatikan kata ini, fokus total.
Sepuluh menit saja. Meskipun berkonsentrasi bisa menjadi suatu proses
yang sangat meletihkan, tetapi saya pikir, untuk sepuluh menit, kita
dapat mengeluarkan segala sesuatu dari pikiran kita dan memusatkan
perhatian kita hanya kepada Yesus.
Dapatkah Anda memberikan sepuluh menit untuk berkomune dengan Tuhan?
Apakah sepuluh menit itu terlalu berharga bagi Anda? Apakah sepuluh
menit itu permintaan yang terlalu banyak? Menyedihkan, bukan? Yesus
memberikan nyawa-Nya bagi kita akan tetapi kita tidak bisa memberi
sepuluh menit untuk Dia! Tetapi percayalah, ada banyak orang Kristen
yang bahkan tidak berdoa untuk sepuluh menit, dan dampaknya adalah
gereja yang dipenuhi oleh banyak sekali masalah. Jikalau seluruh anak
Tuhan mau berdoa bahkan untuk sepuluh menit saja sehari, Anda akan
melihat betapa berbedanya kehidupan di dalam gereja. Gereja akan
terus-menerus diubahkan.
Jelas saya bukan berkata bahwa selamanya Anda harus berdoa hanya untuk
sepuluh menit saja sampai di akhir hayat. Di saat persahabatan Anda
dengan Allah mulai terjalin, Anda akan berkeinginan untuk berdoa lebih
lama dan Anda tidak akan merasa waktunya berjalan dengan lambat. Intinya
disini bukan mengenai seberapa lama waktu yang Anda gunakan untuk
berdoa. Intinya bukan mengenai kuantitas. Hal yang penting adalah
kualitas doa Anda. Jika Anda sedang marah dengan pacar Anda, dan Anda
menghabiskan waktu sepuluh menit dengannya tetapi saling tidak
berbicara, lalu apa gunanya waktu sepuluh menit itu? Jadi kualitas dari
waktu sepuluh menit itu ditentukan dari fokus yang kita miliki kepada
Yesus.
Seberapa penting menjalin persahabatan dengan Tuhan?
Seberapa pentingnya persahabatan dengan Allah itu bagi Anda? Saya tadi
sudah berkata bahwa tanpa persahabatan dengan Allah Anda bahkan tidak
akan diselamatkan! Karena pada Hari itu, Tuhan akan berkata, "Kamu tidak
pernah berbicara kepada-Ku. Bisa jadi kamu telah menghabiskan banyak
waktu berbicara kepada diri sendiri atau melakukan kegiatan keagamaan.
Kapan kamu pernah berbicara kepada-Ku?" Saudara yang kekasih, sudahkah
Anda berbicara kepada Yesus hari ini?
Saya bukan menanyakan apakah Anda sudah berdoa hari ini, atau apakah
Anda sudah melakukan saat teduh. Semua itu bisa jadi tidak lebih dari
sekadar kegiatan keagamaan. Saya bertanya sekali lagi, sudahkah Anda
berbicara kepada Yesus hari ini? Dan bagaimana dengan kemarin?
Bagaimana dengan hari sebelumnya? Kapan terakhir kalinya Anda
benar-benar berbicara kepada Yesus? Dan bila Anda tidak pernah
berbicara kepada-Nya, maka pada Hari itu Anda akan berdiri
dihadapan-Nya, Ia akan berkata, "Siapa kamu? Kapan kamu pernah berbicara
kepada-Ku?"
Dan janganlah mengira kepada diri sendiri, "Aku pernah berbicara satu
kali kepada Yesus sekitar sepuluh tahun yang lalu. Aku rasa itu sudah
cukup. Aku pernah berbicara sekali dengan-Nya. Jika kamu menanyakan
kepadaku apakah aku sudah berbicara kepada Yesus, ya, aku sudah
berbicara, sepuluh tahun yang lalu." Yang kita maksudkan dengan
'berbicara kepada Yesus' disini adalah suatu komune yang konstan
dengan-Nya. Sesuatu yang berlangsung hari demi hari.
Jadi langkah pertama ke dalam doa adalah: Buat janji. Tetapkanlah suatu
waktu dan pastikan bahwa sepuluh menit ini adalah untuk Tuhan. Saya
merasa malu untuk mengatakan bahwa kita hanya bisa memberi Dia sepuluh
menit sehari. Tetapi biarlah kita bersikap rendah hati. Marilah kita
mulai dengan sasaran yang terjangkau oleh kita.
Sekarang Anda sudah menyisihkan sepuluh menit dari jadwal Anda untuk
Tuhan. Anda sudah menyisihkan sekitar tiga jam untuk nonton TV, dan
sepuluh menit untuk Tuhan. Sungguh menyedihkan, namun saya bersedia
untuk turun sampai ke tingkat serendah ini. Anda menghabiskan dua atau
tiga jam untuk TV, baiklah, saya tidak akan berkomentar apapun. Tetapi
bagaimana dengan sepuluh menit untuk Allah itu? Bukankah tragis saya
harus memohon kepada Anda untuk memberi sepuluh menit kepada Allah? Yah,
sudahlah tidak apa-apa, tetapi marilah kita mulai dengan ini.
Anda berkata, "Baiklah, sekarang ini sepuluh menitnya. Tetapi apa yang
harus aku lakukan sekarang?" Jelas Anda harus membukanya dengan ucapan
rutin seperti, "Berkatilah ayah dan ibuku, kakek dan keluargaku, dan
tolong mobilku agar tidak mogok hari ini, dan aku tidak tertimpa
kecelakaan." Dalam sepuluh menit ada banyak hal yang dapat Anda katakan.
Nah, memohon agar Tuhan memberkati orangtua Anda itu adalah suatu hal
yang baik, saya tidak mempermasalahkan hal ini. Tetapi jika Anda
mengucapkannya setiap hari, Anda mungkin akan merasa sedikit jenuh. Jadi
pertanyaan saya adalah apakah Anda tidak mempunyai hal lain untuk
dibicarakan kepada Allah selain dari itu?
2. Diamlah sepenuhnya
Langkah selanjutnya adalah berdiam dirilah. Jangan berkata sepatahpun.
Datang dengan sikap rendah hati ke hadirat-Nya. Pusatkan perhatian Anda
kepada-Nya. Saya sarankan agar Anda menggunakan dua menit pertama dari
sepuluh menit yang begitu berharga itu untuk berdiam diri sepenuhnya,
betul-betul diam. Sebagaimana tertulis dalam Mazmur 46:11, "Diamlah dan
ketahuilah, bahwa Akulah Allah!" Bila Anda mengetahui bahwa Ia adalah
Allah, Anda akan diam. Apakah Anda akan datang tergesa-gesa
kehadirat-Nya dan berbicara tanpa henti-hentinya? Tidak, Anda datang dan
diam dihadapan-Nya, mengakui-Nya sebagai Tuhan yang berkuasa dan
memperlakukan Allah sebagai Allah.
Kendalikan tubuh Anda
Anda akan mendapati bahwa di saat Anda mulai berdoa seluruh tubuh Anda
akan memberontak. Dan Anda akan terheran-heran, "Kenapa sangat sulit
untuk-ku berdoa?" Jawabannya sederhana. Karena daging Anda. Sisi
kedagingan Anda menolak apa yang berasal dari Allah. Anda dapat mengukur
tingkat kerohanian Anda hanya dengan melihat bagaimana serunya
kedagingan Anda melawan roh di dalam diri Anda. Jika kedagingan di dalam
diri Anda begitu kuat sehingga Anda tidak mampu mengendalikannya, maka
Anda sebaiknya menanyakan apakah Anda sudah diselamatkan atau belum.
Jadi kita harus belajar untuk mengendalikan kedagingan kita atau tubuh
kita, melalui Roh Allah. Itu sebabnya doa sangat penting. Ia berkaitan
langsung dengan dasar utama kehidupan rohani. Jadi untuk dua menit
pertama dalam sepuluh menit itu, diamkan setiap aspek di dalam diri
Anda: pikiran, hati, emosi dan seluruh keinginan Anda, semuanya harus
diam. Dan Anda akan menemukan bahwa hal ini teramat sangat sulit.
· Dengan mengatur pernafasan Anda
Satu cara yang dapat menolong mengendalikan tubuh Anda adalah dengan
melambatkan pernafasan Anda. Anda kaget? Paulus berkata di 1 Korintus
9:27, aku melatih tubuhku, dan menguasainya. Aku memberi diriku bogem
mentah, aku memukuli diriku, aku harus menundukkan tubuh ini karena
tubuhku ingin menghalangiku untuk berdoa. Dan hal yang sering kita
dapati adalah bahwa kita harus belajar mengendalikan tubuh ini baik dari
pihak kita dan juga melalui Roh Kudus yang bekerja secara langsung di
dalam kita. Namun tubuh kita berfungsi melalui pernafasan. Kita tahu
bahwa jika kita tidak minum air untuk sehari lamanya di padang gurun,
kita akan sulit bertahan hidup. Anda dapat bertahan tanpa makanan untuk
jangka waktu yang lama, mungkin untuk tiga puluh, empat puluh hari
lamanya, tetapi Anda tidak akan mampu bertahan tanpa bernafas bahkan
untuk dua menit saja. Allah telah memberikan kita nafas kehidupan, dan
kita dapat mempelajari bagaimana mengendalikan nafas kehidupan tersebut
di dalam kita.
Kita dapat mengendali pernafasan kita dengan memperlambatkan pernafasan
kita. Dengan sengaja memperlambat pernafasan berarti saya menyuruh tubuh
saya untuk, "Minggir! Aku ingin berbicara kepada Allah." Saya mengatakan
kepada tubuh saya, "Kamu tidak mengendalikan aku lagi. Akulah yang
mengendalikan kamu." Dan lewat pengendalian pernafasan saya, saya
mengendalikan tubuh saya.
Dunia telah mengetahui hal ini sejak dahulu kala. Anak-anak dunia
sepertinya lebih bijaksana daripada anak-anak terang. Kita harus mulai
belajar untuk melakukan apa yang dilakukan Paulus, yaitu menaklukkan
tubuhnya. Saya ingin berbicara secara praktis. Saya tidak mau
membicarakan tentang teori-teori doa. Saya mau membicarakan tentang
praktek doa.
· Dengan bersujud
Cara lain untuk mengendalikan tubuh selama sepuluh menit itu adalah
dengan bersujud di hadapan Tuhan. Dengan bersujud kita mengatakan kepada
si tubuh, "Tempatmu ada di bawah Allah. Kamu harus taat kepada-Nya."
Nah, saya mengatakan ini untuk diterapkan kepada doa yang sepuluh menit
itu. Sedikit demi sedikit bila Anda sudah dapat berdoa untuk satu atau
dua jam lamanya maka bersujud tidak lagi menjadi hal yang praktis untuk
rentang waktu selama itu, sebab setelah beberapa saat lamanya tubuh Anda
akan betul-betul membuat Anda tidak berkonsentrasi. Punggung dan kedua
lutut Anda akan mulai terasa sakit. Semakin lama Anda akan merasa
semakin sulit untuk mengendalikan tubuh. Pada saat itu Anda dapat duduk
dan berdoa. Tetapi sewaktu berada di tahap awal, dalam sepuluh menit
yang pendek itu, saya rasa siapapun juga dapat tetap berlutut selama
sepuluh menit, kecuali jika Anda cacat jasmaniah.
Tentu saja bukan maksud saya bahwa sepuluh menit sehari itu merupakan
seluruh jatah doa Anda untuk hari itu. Akan lebih baik jika Anda
meluangkan sepuluh menit di pagi hari dan sepuluh menit sebelum tidur.
Dan terkadang di sepanjang hari itu mungkin terjadi hal-hal yang tidak
terduga dan Anda tidak bisa berkata, "Ok, masalah ini akan kutaruh di
dalam doa sepuluh menitku sebelum aku tidur." Anda perlu berdoa setiap
kali hal seperti itu terjadi, dan sekali lagi di dalam situasi itu, ada
baiknya untuk berlutut di hadapan Tuhan dalam doa.
Kendalikan hati Anda
Poin berikutnya yang ingin saya bahas dari Amos 3:3 adalah kata yang
saya katakan dapat bermakna 'janji' atau 'setuju'. Di sini dikatakan
"Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum setuju?"
Nah, hal ini juga penting dalam berdoa. Kita harus membawa hati kita ke
dalam persetujuan dengan Allah. Anehnya ada banyak orang Kristen yang
ingin Allah bersetuju dengan mereka. Kita ingin melakukan sesuatu dan
satu-satunya hal yang kita inginkan dari Allah adalah berkat-Nya.
Saudara yang kekasih, Anda tidak dapat berdoa seperti itu karena Allah
tidak akan menjawabnya. Suatu persetujuan berarti kita bersetuju
dengan-Nya. Hal ini diungkapkan dengan sangat baik di dalam pernyataan
Yesus di taman Getsemani, "Bukan kehendak-Ku tetapi kehendak-Mu yang
jadi." Setelah menetapkan waktu, setelah berdiam diri dan mengendalikan
tubuh Anda, maka langkah selanjutnya adalah mengendalikan hati Anda.
Saya tidak bisa memikirkan doa yang lebih baik daripada doa yang
diucapkan Yesus sendiri, "Bukan kehendak-Ku Bapa, tetapi kehendak-Mu
yang jadi." Sekarang kita telah masuk ke dalam persetujuan yang sempurna
dengan Allah. Sekarang kita telah mencapai tahap dimana kita dapat
berjalan bersama.
· Bertobat dari dosa-dosa
Anda
Nah, bila Anda sudah bersetuju dengan Allah, dan Anda ingin supaya
kehendak-Nya jadi dalam hidup Anda, hal apa yang akan terjadi? Hal
pertama yang menjadi kehendak-Nya adalah pengudusan Anda. Ia menghendaki
Anda untuk bebas dari dosa.
Saudara, tahukah Anda kenapa doa Anda tidak akan didengar? Karena adanya
dosa yang tersembunyi di dalam kehidupan Anda. Dan dosa adalah apa saja
yang bertentangan dengan kehendak Allah. Jika Anda jujur dan serius
untuk ingin melakukan kehendak-Nya, Anda harus mulai dengan pertobatan
dosa-dosa. Dosa Anda merintangi hubungan yang erat dengan Allah. Tidak
ada gunanya berdoa karena doa Anda tidak akan tembus kepada Allah.
Saudaraku yang kekasih, haraplah mengerti bahwa dalam doa, tidak ada hal
yang lebih penting daripada pertobatan. Dan tahukah Anda, kita cenderung
berusaha melupakan dosa-dosa yang telah kita perbuat. Dan kita berkata,
"Ah, itu dosa kecil, amat sangat sepele. Allah tidak peduli dengan
dosa-dosa sekecil itu." Saya berkata kepada Anda bahwa ukuran dosa Anda
bukan intinya disini. Dosa tetaplah dosa, tidak peduli besar atau kecil.
Pertobatan: Rahasia Kekuatan John Sung
John Sung menulis di dalam catatan hariannya, "Malam ini aku menyadari
bahwa aku belum mengembalikan lima puluh sen kepada saudara X yang telah
membelikan sesuatu untukku." Ia merasa begitu tertegur karena telah
mengabaikan hal seperti itu yang mungkin bisa menyandung saudara
tersebut, dan selanjutnya ia berkata, "Aku hampir tidak tidur
semalaman." Kita belajar dari hamba Allah yang hebat ini apa yang
menjadi rahasia kekuatannya. Baginya dosa adalah dosa, tidak peduli
apakah itu lima puluh sen atau lima ratus ribu dolar. Itu adalah dosa.
Kuantitas bukan pokoknya disini. Seringkali bila saya membaca tulisan
atau diari dari hamba-hamba Tuhan yang hebat ini, saya akan mencari
rahasia mereka, rahasia kehidupan rohani mereka. Apa rahasia John Sung?
John Sung mengungkapkan kepada kita dalam diarinya. Ia terus-menerus
membuat pengakuan atas dosa-dosanya, ketidak-cakapannya dan
ketidak-layakannya. Ia tidak akan dengan sengaja membiarkan setitik noda
kecil pun dalam hidupnya. Tidaklah mengherankan apabila ribuan orang
datang kepada Tuhan melalui dia di saat ia menyatakan Firman Allah.
Orang sakit disembuhkan, orang buta dicelikkan dan sebagainya, dan ia
tidak terlalu peduli dengan penyembuhan, ia tidak tertarik dengan
penyembuhan. Ia menginginkan orang-orang untuk masuk ke dalam suatu
hubungan dengan Allah. Penyembuhan adalah perkara sampingan. Jika Allah
berkenan menyembuhkan, ia bersyukur kepada Tuhan. Jadi ingatlah bahwa
kita tidak dapat berkomune dengan Allah kecuali jika kita menjadi
seperti John Sung, begitu peka terhadap dosa yang menghalangi komuni
kita dengan Allah.
3. Tetapkan perhatian Anda kepada Yesus
Poin yang ke tiga adalah, setelah berdiam diri, setelah membiarkan Allah
menyelidiki hati kita untuk menyingkapkan setiap dosa yang tersembunyi
di dalam kita, sekarang kita menetapkan perhatian kita kepada Yesus. Ini
adalah langkah doa berikutnya. Arahkan perhatian kita kepada Yesus. Hal
ini jelas wajar sekali. Maksud saya bila Anda sedang berbicara dengan
seseorang, jika ia ada disini, Anda tidak akan berbicara sambil
menghadap ke tempat lain. Anda pasti akan memandang satu sama lain
tatkala sedang berbicara. Akan tetapi kebanyakan orang Kristen tidak
memandang Yesus bilamana mereka sedang berbicara, atau mengira, sedang
berbicara kepada-Nya. Ibrani 12:2, dengan mata yang tertuju kepada
Yesus. Tidak ada hal yang namanya doa jika Anda bahkan tidak menyadari
akan kehadiran-Nya.
Mulailah melihat Yesus melalui Injil
Tetapi bagaimana kita bisa belajar untuk mengarahkan mata kita kepada
Yesus? Di sini terdapat suatu langkah praktis lainnya yang ingin saya
bagikan kepada Anda karena sangatlah mudah untuk saya berkata, "Arahkan
mata Anda kepada Yesus", tetapi Anda sama sekali tidak mengetahui apa
yang semestinya Anda lakukan. Ambillah langkah dasar pertama ke arah
ini, dan apakah itu? Bukalah kitab-kitab Injil dan lihatlah. Untuk
apakah kitab-kitab tersebut ditulis? Ke empat Injil itu memberikan
pandangan dari empat dimensi yang berbeda tentang Yesus. Jadi Anda dapat
melihat Yesus melalui pesan di Matius, Markus, Lukas ataupun Yohanes.
Anda dapat melihat Dia dari arah yang berbeda-beda.
Setelah Anda bersungguh-sungguh bertobat dari dosa-dosa Anda dan Anda
berlutut dihadapan-Nya, hal yang perlu Anda lakukan adalah membuka Injil
dan melihat Yesus di situ. Anda akan mulai membaca Alkitab dengan cara
yang sangat berbeda karena sekarang Anda akan mulai menyadari mengapa
kitab-kitab Injil tersebut ditulis. Anda dapat membaca perikop apa saja
yang Anda sukai. Anda dapat memulainya dari Matius dan membaca terus
sampai ke Yohanes, atau Anda dapat memulainya dari Yohanes atau dari
bagian manapun juga.
Ambillah satu contoh, misalnya Anda sedang membaca sebuah perikop
tentang Yesus di taman Getsemani. Di saat Anda membaca kisah itu, Anda
melihat Yesus. Anda dapat melihat-Nya memasuki taman. Anda dapat melihat
beban berat dalam hati-Nya. Saat-saat kematian-Nya telah dekat. Dan Anda
melihat Dia berdoa sambil bersujud di hadapan Bapa. Sebenarnya, jika
saya membaca kisah ini dengan tepat, Ia bukan saja bersujud, tetapi
menengkurap. Dan lihatlah cara-Nya berdoa. Dapatkah Anda melihat Yesus?
Itulah gambaran yang dilukiskan untuk Anda. Dapatkah Anda melihat Dia
sewaktu Ia berdoa? Keringat yang menetes dari wajah-Nya ke tanah. Betapa
besar intensitas doa-Nya. Kita bahkan tidak tahu bagaimana untuk berdoa
seperti itu. Lalu Anda lihat para murid-Nya yang sedang tidur disitu.
Kita melihat Yesus mendatangi para murid-Nya, dan apa yang Ia temukan?
Mereka sedang tidur. "Aku telah mengajar kalian selama tiga tahun ini,
dan sekarang di akhir pelayanan-Ku, tidakkah kalian mampu bertahan satu
jam saja untuk berdoa bersama-Ku?' Tiga kali Ia pergi berdoa sendirian
karena tidak ada seorangpun yang berdoa bersama-Nya.
Nah, Anda dapat melihat seluruh kitab Injil, jangan lihat detil-detil
lainnya, jangan buang-buang waktu. Fokuskan mata Anda kepada Yesus di
saat Anda membaca Injil. Pandanglah hanya kepada Dia apapun yang Ia
lakukan. Nah, itu adalah cara pertama dan cara paling sederhana untuk
belajar menetapkan pandangan Anda pada Yesus. Sambil Anda maju di dalam
kehidupan rohani, Anda mungkin tidak memerlukan bantuan ini lagi karena
Anda telah belajar untuk memandang pada Yesus secara terus-menerus.
Biarlah saya mengatakan juga kepada Anda bahwa bila Anda telah belajar
untuk memokuskan mata Anda kepada Yesus melalui pembacaan Kitab Suci,
maka pada waktu Anda mengajarkan Kitab Suci, akan ada kuasa yang
berbeda.
4. Ketahuilah bahwa Yesus mengasihimu
Hal keempat adalah, Anda wajib mempelajari dan mempercayai kenyataan
yang diucapkan Paulus di Galatia 2:20, "...Anak Allah yang telah mengasihi
aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." Dengan kata lain, Anda datang
ke hadirat-Nya untuk berdoa, dengan pengetahuan bahwa Ia mengasihi Anda.
Apa gunanya berdoa kepada seseorang apabila Anda tidak yakin jikalau Ia
bahkan peduli dengan Anda? Saya tidak akan meminta Anda untuk
mengacungkan tangan, tetapi bertanyalah kepada diri sendiri, "Apakah aku
percaya bahwa Yesus mengasihiku?" Apakah Anda sungguh-sungguh percaya
dengan fakta sesungguhnya pada saat ini juga bahwa Ia mengasihimu? "Aku
tahu Ia mengasihiku." Apakah Anda memiliki pemahaman tersebut?
Di dalam Mazmur 56:10, bahkan sang pemazmur pun dapat mengetahuinya.
"...aku yakin, bahwa Allah memihak kepadaku." Allah memihak kepada-ku,
kata sang pemazmur. Tidaklah mengherankan jika kitab Mazmur seluruhnya
membicarakan tentang doa. Ia datang ke hadapan Allah dengan penuh
keyakinan karena "Allah memihak kepada-ku".
5. Ketahuilah bahwa Ia selalu mendengarkan Anda
Poin berikutnya yang ingin saya sampaikan adalah mengenai kepastian.
Kita tidak akan mendekati seseorang jika kita tidak pasti apakah orang
itu menyukai kita atau tidak. Yesus bukan saja menyukai Anda, Ia
mencintai Anda. Walaupun teramat sulit bagi kita untuk memahaminya namun
itulah kenyataannya. Ia mencintai Anda dan Ia disalibkan bagi Anda. Nah,
poin ke empat tadi berkaitan erat dengan hal ini. Kita telah melihat di
Mazmur 56:10 bahwa sang pemazmur dengan yakin datang ke hadapan Allah
karena ia tahu Allah memihak kepadanya, dan oleh sebab itu di poin ke
lima ini kita sampai kepada pemahaman bahwa Ia selalu mendengarkan kita.
Mazmur 65:3, "Engkau yang mendengarkan doa. Kepada-Mulah datang semua
yang hidup." Allah mendengarkan setiap orang, seluruh umat manusia.
Masalahnya seluruh umat manusia tidak ada yang berbicara kepada-Nya. Ia
bersedia mendengarkan tetapi kita tidak mempunyai waktu. Kita tidak
punya waktu untuk berbicara kepada Raja dari segala Raja. Itulah juga
merupakan suatu keangkuhan dosa.
6. Yesus membelah tabir Bait Suci agar kita datang kepada-Nya
Jadi semua butir-butir ini menunjukkan fakta jika Anda datang berdoa
tanpa rasa keyakinan apapun bahwa Ia akan mendengarkan Anda, lalu kenapa
Anda harus berdoa? Saya pikir untuk alasan inilah maka kebanyakan orang
Kristen, (apakah saya salah?) kebanyakan orang Kristen tidak berdoa
dalam arti berkomune dengan Allah. Mereka tidak punya keyakinan jikalau
Allah bahkan mendengarkan mereka. Makna doa hanya sejauh berbicara
kepada tembok. Apakah Anda memiliki keyakinan bahwa Yesus mendengarkan
Anda di saat Anda berdoa? Jika tidak maka Anda tidak mempunyai iman.
Itulah alasan mengapa iman merupakan intisari dari doa. Saya percaya
Yesus mendengarkan saya karena saya hanya ingin melakukan kehendak-Nya.
Dan apapun yang saya minta yang sesuai dengan kehendak-Nya akan Ia
berikan. Dan demikianlah hal yang saya alami. Dan bila Anda
mengalaminya, iman Anda akan bertambah kuat. Allah ingin kita datang
kepada-Nya langsung ke dalam Ruang Maha Kudus.
Poin ke enam adalah Allah sangat peduli agar kita datang kepada-Nya.
Anda tahu apa yang terjadi ketika Yesus mati? Tabir Bait Suci yang
memisahkan Ruang Kudus dan Ruang Maha Kudus terbelah dua.
Bangsa Israel tidak diberikan hak istimewa itu. Tetapi kita telah diberi
hak istimewa untuk langsung datang kepada-Nya, namun kita tidak
menggunakannya. Kita bahkan tidak berani untuk datang kehadirat-Nya
karena dosa-dosa kita. Pastikanlah, terutama di ujung hari untuk
menyisihkan waktu sepuluh menit lagi untuk bertobat karena selama
seharian itu Anda telah melakukan bermacam ragam aktivitas yang mungkin
tidak selaras dengan kehendak Allah.
7. Doa membutuhkan ketekunan
Butir ke tujuh yang ingin saya sampaikan adalah: doa memerlukan
ketekunan. Kebanyakan orang Kristen tidak mencapai banyak kemajuan
karena tidak adanya kebulatan tekad untuk berdoa sampai berhasil bahkan
untuk sepuluh menitpun. Itulah sebabnya Yesus memberi beberapa
perumpamaan tentang kegigihan dalam berdoa seperti di Lukas 18:1 tentang
janda yang terus bersikeras sehingga sang hakim berbelas kasihan. Dan
alasannya kenapa kita memerlukan kegigihan adalah seperti yang telah
saya katakan tadi, di saat kita mulai berdoa, tubuh kita akan mulai
memprotes. Bagi kita tubuh itu sepertinya termasuk penganut tradisi
Protestan yang kuat karena ia selalu memprotes. Tubuh Anda adalah
penganut Protestan yang kuat karena ia selalu memprotes setiap saat.
Seolah-olah tubuh kita memberontak dan berteriak, "Kamu sudah berdoa
untuk 11 menit lamanya dan semestinya kamu hanya perlu berdoa untuk 10
menit saja, jadi kamu sudah kelewatan satu menit bersujud di sini. Oke,
engkau sudah mengalahkan aku pada mulanya dengan melambatkan
pernafasanmu. Ini membuatku merasa tidak nyaman, dan sekarang malah
kelebihan waktu lagi." Di situlah saatnya Anda memerlukan ketekunan
untuk bertarung menundukkan daging.
8. Mintalah kepada-Nya, dan Ia akan melakukannnya
Butir ke delapan. Yohanes 15:7, "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan
firmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki,
dan kamu akan menerimanya." Sekarang kita sampai kepada aspek pengalaman
doa. Anda hanya memiliki sedikit saja pengalaman akan Allah. Kebanyakan
orang Kristen memiliki sedikit pengalaman akan Allah yang bisa mereka
bicarakan. Mengapa? Renungkanlah hal ini. "Jikalau kamu memiliki
hubungan itu dengan-Ku, kamu tinggal di dalam-Ku, Aku tinggal di
dalammu, kita akan saling berbicara. Kita akan saling berkomunikasi.
Sekarang kamu bisa meminta apa yang kamu kehendaki. Aku akan
melakukannya untuk-mu." Tak ada suatupun yang terlalu sulit bagi Allah.
Saya selalu mengalami hal ini. Ia akan melakukan perkara-perkara yang
ada diluar pemahaman ataupun dugaan..
Allah menggerakkan mobil yang roda giginya terbakar
Saya masih ingat saat di mana Pendeta Joe dan saya sedang berkendaraan
pulang dari Toronto ke Montreal di jalan tol. Dan di saat kami masih ada
dalam separuh perjalanan ke Montreal, saya mulai melihat asap keluar
dari mesin mobil, dan ketika itulah saya menyadari kami mempunyai
masalah besar. Waktu itu sudah cukup larut malam, mobil kami mogok dan
mengeluarkan banyak asap yang mengepul dari mesinnya, dan saya baru
sadar bahwa roda giginya telah terbakar, dan kami tertahan di jalan
tol. Apa yang harus kami lakukan? Rekan kerja saya yang kekasih Pendeta
Joe berkata, "Mari kita berdoa." Dan tahukah Anda apa yang dia doakan?
"Yesus, mampukan mobil ini untuk melaju ke bengkel terdekat." Dan pada
saat itu saya berpikir kepada diri sendiri, "Saya tidak tahu bagaimana
harus berkata 'Amin' untuk doa ini! Pendeta Joe memiliki iman yang lebih
besar daripada saya." Saya berkata kepada diri sendiri, "Ia tidak
mungkin bersungguh-sungguh! Apakah kamu tidak mengerti apa yang telah
terjadi dengan roda giginya? Tidakkah kamu lihat asapnya? Roda giginya
sudah terbakar. Bagaimana mungkin mobil ini bisa melaju?" Dan saudara
saya yang kekasih ini terus berdoa, "Tuhan, mampukan mobil ini untuk
melaju ke bengkel di situ" yang jaraknya sekitar 200 meter. Nah, coba
Anda mengendarai mobil yang roda giginya terbakar, yang sudah tidak bisa
bergerak sama sekali. Sama sekali tidak bergerak! Dan sekarang mobil ini
akan melaju 200 meter jauhnya ke arah bengkel. Dan setelah ia selesai
berdoa, saya bergumul dalam hati untuk bisa mengucapkan, "Amin". Saya
mengatakan hal ini dengan rasa malu karena sedikit banyak saya tahu soal
mobil dan mesin, dan saya tahu bahwa secara manusiawi adalah mustahil
jika mobil ini bisa bergerak untuk satu incipun. Dan persneling mobil
ini otomatis, jadi tidak bisa didorong. Jadi sesudah doanya, dan setelah
mengucapkan 'Amin' - saya jadi juga mengucapkan amin pada akhirnya, lalu
saya masukkan gigi persnelingnya, saya tidak tahu gigi mana yang masih
ada. Dan ajaibnya, mobil itu mulai bergerak! Dan mobil itu maju terus
sampai tiba di bengkel. Saya pikir siapapun yang profesinya montir atau
yang mengetahui soal mobil akan berkata, "Ini sama sekali tidak bisa
dipercaya!" Dan mobil tersebut tiba di bagian reparasi tepat di depan
bagian servis motor mesin, dan begitu tiba di depan pos reparasi itu,
mobil tadi tidak mau lagi bergerak satu incipun. Sungguh suatu hal yang
luar biasa!
"Kamu tinggal di dalam Aku, Aku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja
yang kamu kehendaki, dan Aku akan melaksanakannya." Saya cukup yakin
jikalau ada sekelompok malaikat yang mendorong mobil itu dari belakang.
Yang jelas hal ini tidak ada hubungannya dengan gigi persneling. Bila
Anda mengalami kebenaran dari firman Allah ini, Anda akan memiliki
keyakinan untuk berdoa.
9. Dengarlah dan lihatlah bila Allah sedang mengucapkan sesuatu
kepada Anda
Nah, butir berikutnya, di akhir sepuluh menit tadi, berdiamlah lagi.
Saya harap Anda tidak selalu menengok jam Anda setiap detik, sambil
memikirkan masih ada sembilan menit lagi, atau setengah detik lagi. Saya
rasa itu semua akan menggagalkan seluruh waktu doa Anda. Jika Anda
selalu menengok jam selama keseluruhan waktu itu, lebih baik Anda jangan
repot-repot berdoa karena perhatian Anda akan tertuju kepada jam Anda
dan bukan kepada Yesus. Jika Anda begitu mencemaskan kelebihan berdoa
satu menit saja, pakailah jam weker. Jam weker ini memiliki keuntungan
lebih jauh yaitu bila Anda kebetulan tertidur, weker tadi akan
membangunkan Anda. Jadi dalam satu atau dua menit terakhir itu,
berdiamlah lagi, tenanglah lagi. Tetapi kali ini, dengarlah. Dengarlah
dan lihatlah bila Allah sedang mengucapkan sesuatu kepada Anda.
Lebih dari sekali saya mengalami bagaimana Tuhan berbicara kepada saya,
dimana seolah-olah Ia berbicara dengan suara yang dapat didengar. Tetapi
kadang-kadang bukan suatu suara. Saya dapat merasakan suatu dorongan
batin dimana Allah ingin saya melakukan sesuatu. Pernahkah Anda
meluangkan sedikit waktu untuk mendengarkan, mendengarkan suara yang
kecil dan tenang itu? Hanya dengan mendengar barulah Anda akan mulai
mengalami sesuatu. Tetapi Anda tidak akan mendengar jika Anda tidak
pernah berhenti untuk mendengarkan.
Tetapi jika Anda mulai belajar untuk mendengarkan, suatu hari nanti
Allah mungkin akan memanggil Anda untuk menjadi salah seorang nabi-Nya.
Saya yakin Anda pernah membaca kitab nabi-nabi Perjanjian Lama, dan
disitu ada satu ungkapan yang seringkali muncul, "Beginilah firman
Tuhan". Seorang nabi berbicara atas nama Tuhan. Nah, ucapan itu akan
menjadi suatu hujatan kecuali jika Allah sungguh-sungguh berbicara
kepadanya. Jika Anda telah belajar mendengarkan Allah, maka tahap demi
tahap Anda akan mengetahui dengan tepat apa yang Ia ucapkan kepada Anda
dan apa yang Ia ucapkan melalui Anda kepada orang lain. Dan bila Anda
melakukannya, bila Anda mulai maju dalam kehidupan Kekristenan Anda,
maka pada suatu hari nanti jika Anda sedang berkotbah, Anda akan
berkotbah dengan kuasa-Nya. Itulah kuasa nubuat (prophetic power).
Barangkali Anda tidak perlu menggunakan kata-kata "Beginilah firman
Tuhan", tetapi "Saya berkata dengan penuh keyakinan kepada Anda, bahwa
inilah yang difirmankan Allah." Maksud saya adalah, kita tidak
menggunakan ungkapan "Beginilah firman Tuhan". Saya tidak datang kesini
dan berkata, "Beginilah firman Tuhan". Kita tidak langsung menjadi
seorang nabi hanya dengan turut mengucapkan, "Beginilah firman Tuhan".
Namun saya tahu bahwa setiap perkataan yang saya ucapkan dalam
kenyataannya Tuhanlah yang berbicara. Itulah sebabnya Firman itu harus
berbicara kepada kita, Firman itu harus berbicara kepada Anda sebab itu
adalah perkataan-Nya, bukan perkataan saya.
10. Senantiasa mengakhiri doa Anda dengan ucapan syukur
Sekarang mari kita datang kepada butir terakhir dan kita akan selesai
dalam waktu satu dua menit. Dan butir ke sepuluh ini, bila tiba saatnya
untuk menutup doa sepuluh menit Anda, senantiasalah,
mengakhirinya dengan ucapan syukur. Lihatlah di Mazmur, di akhir
mazmur-mazmur itu selalu ada pujian dan pengucapan syukur.
Namun kebanyakan orang Kristen terlalu kurang mengucap syukur bahkan
terhadap sesama. Jika Anda belajar untuk menutup doa Anda dengan pujian
dan ucapan syukur, Anda akan melihat bagaimana Allah menanggapinya.
Itulah sebabnya hal ini dikenal sebagai 'kuasa pujian' (the power of
praise). Terkadang di dalam gereja kita semua memuji Allah, tetapi
itu karena kita melihat setiap orang melakukannya, jadi kitapun
melakukannya. Ucapkanlah saja, "Terima kasih. Terima kasih Tuhan dari
lubuk hatiku." Dan bersyukurlah kepada-Nya atas segala sesuatu.
John Sung bersyukur kepada Allah ketika anaknya meninggal
John Sung hanya memiliki satu anak laki-laki, anaknya yang bungsu. Ia
mempunyai tiga anak perempuan tetapi anaknya yang paling bungsu itu anak
laki-laki, tumpuan kebahagiaan keluarganya. Dan ketika ia sedang berada
di rumah sakit yang sekarang dikenal dengan nama Beijing, dalam
penderitaan kesakitan yang luar biasa oleh karena 'duri dalam dagingnya'
seperti yang ia juluki, kondisi jasmaninya teramat buruk, seolah-olah ia
belum cukup menderita untuk Tuhan. Lalu ia menerima kabar anaknya sedang
sakit berat, dan sebulan kemudian ia meninggal. Istrinya tidak bisa
menerima hal ini, maksudnya, pada awalnya ia tidak bisa menerimanya.
John Sung tergoncang hebat, tetapi bila kita membaca buku diarinya, kita
akan amat tersentuh - ia mengucap syukur kepada Allah. Ia bersyukur
bahwa Allah telah mengambil si kecilnya kembali ke hadirat-Nya. Orang
lain mungkin akan berkata, "Lihat, aku telah melayani-Mu, sampai
kesehatanku rusak, aku sudah hancur secara jasmani, dan sekarang Engkau
masih mengizinkan hal ini terjadi kepadaku. Apakah begini caranya Engkau
memperlakukan hamba-Mu?" Tidak dengan John Sung. Ia berterima kasih
kepada Allah. "Allah yang memberi dan Allah yang mengambil. Diberkatilah
nama Tuhan!" Saya tahu banyak orang yang setelah kehilangan anaknya
kemudian berpaling dari Tuhan. Tidak dengan John Sung.
Ucapan Syukur - Rahasia Kuasa
Sekarang kita memahami satu rahasia yang lain dari kekuatan John Sung,
mengapa kuasa Allah bekerja melalui orang ini, karena di dalam setiap
situasi ia belajar untuk selalu bersyukur. Itu bukan berarti bahwa hal
itu mudah baginya. Ia bertarung dan bergumul di dalam hatinya, di dalam
kesedihannya. Ia tetap mengucap syukur dari kedalaman hatinya. Nah,
secara rohani ia jauh melebihi kebanyakan dari kita, namun alasannya ia
mampu melakukan hal ini pada akhirnya adalah karena seperti yang saya
katakan tadi, ia menutup waktu doanya dengan ucapan syukur. Doanya
selalu dipenuhi dengan ucapan syukur.
Ia adalah seseorang dimana berdoa untuk dua atau tiga jam lamanya
merupakan hal yang biasa. Itu merupakan suatu kesukacitaan baginya.
Kebanyakan dari kita belum mencapai tahap doa mendalam untuk rentang
waktu yang demikian lamanya, tetapi kita dapat memulainya dengan sepuluh
menit.
Waktu kita sudah habis. Mari kita serahkan waktu ini kepada Tuhan dalam
doa:
Ajarlah kami untuk berdoa, ya Tuhan. Ajarlah kami sehingga bila kami
berdoa kami sungguh-sungguh sedang berbicara kepada-Mu dan bukan
berbicara kepada orang lain ataupun kepada diri sendiri agar supaya kami
tidak mempermalukan nama-Mu, menghina Engkau dengan doa kami. Tuhan,
ampuni kami terutama dosa-dosa kami yang banyak yang disebabkan oleh
doa-doa kami yang tidak memadai. Pimpinlah umat-Mu Tuhan, ke dalam doa,
dan biarlah Firman-Mu hari ini berbicara kepada hati kami, dan
membuahkan hasil untuk kekekalan. Kami mempersembahkan ucapan syukur dan
penyembahan kami yang terdalam, di dalam nama Yesus yang paling layak.
Amin.
SELESAI